Tes Kepribadian dan Tes Proyeksi
*Tes Kepribadian (Personality)
Menurut cattel, kepribadian adalah sesuatu memungkinkan prediksi tentang apa yang akan dikerjakan seseorang dalam situasi tertentu. cattel melihat kepribadian sebagai suatu struktur sifat-sifat (traits) yang kompleks dan terdiferensiasi, yang memotivasinya sebagian besar tergantung pada dynamic traits atau sifat-sifat dinamik.
Menurut Gordon Allport adalah kumpulan organisasi dinamis yang terdiri dari sistem-sistem psikofisis yang dapat menentukan penyesuaian yang khas pada individu terhadap lingkungan sekitar.
Menurut B. F. Skinner, personality adalah kumpulan pola-pola perilaku yang berbeda.
Sedangkan menurut George Kelly, menganalisa kepribadian sebagai proses berpikir manusia yang mendasari analisis terhadap kepribadian dan perbedaan individual.
MMPI (Minnesota Multiphasic Personality Inventories)
MMPI terdiri dari dua versi yaitu MMPI-2 (Butcher, Dahlstrom, Graham, Tellegen, & Kaemmer, 1989) dan MMPI-Adolescent (MMPI-A – Butcher et al., 1992). MMPI disusun pada tahun 1930-an oleh Starke R. Hathaway seorang Psikolog klinis dan J. Charnley McKinley seorang neuropsikiater. Pada tahun 1980, MMPI menggunakan 13 skala dasar dan sering digunakan dikalangan militer, forensik, konseling, pekerjaan, dan medis.
California Psychological Inventory (CPI)
CPI meneliti perbedaan kepribadian pada kelompok-kelompok etnis. Nama skalanya adalahManagerial Potential Scale dan A Work Orientation Scale.
Millon Clinical Multiaxial Inventory
MMCI-III digunakan pada kondisi kronis, kecemasan, dan depresi. MMCI-III terdiri dari 175 pernyataan dan terdiri dari 24 skala klinis.
* Tes Proyeksi
Dalam tes-tes kepribadian dengan pendekatan proyektif, individu memberikan respon pada stimulus yang tidak terstruktur dan ambigu. Sehingga diharapkan dengan menggunakan tes proyektif, individu secara tidak sadar akan mengungkap dan menggambarkan struktur dan dinamika kepribadiannya.
Macam-macam tes proyektif:
1. Thematic Apperception Test (TAT):
TAT adalah yang dikenal sebagai teknik interpretasi gambar karena menggunakan rangkaian standar provokatif berupa gambar yang ambigu dan subjek yang harus menceritakan sebuah cerita dari gambar yang tertera. Subjek diminta untuk mengatakan sebagai sebuah cerita yang dramatis.
2. Children’s Apperception Test (CAT):
Bentuk lain dari TAT adalah CAT (Children’s Apperception Test), yang digunakan untuk anak anak. CAT menampilkan sepuluh gambar binatang dalam konteks sosial manusia seperti memainkan game atau tidur di tempat tidur. Pada saat ini, versi ini dikenal sebagai CAT atau CAT-A (gambar binatang).
3. Michigan Picture Story Test (MPST):
Tes ini hampir sama dengan kedua tes diatas dan terdiri dari material yang menggambarkan anak-anak dalam hubungannya dengan orang tua, polisi, dan figur otoriter lainnya, juga teman-teman. Tes ini sangat bermanfaat dalam melihat struktur dari sikap anak-anak terhadap orang dewasa dan teman-teman sekaligus mengevaluasi masalah yang mungkin timbul.
4. Make-A-Picture Story (MAPS):
Tes ini juga hampir sama dengan MPST dalam interpretasi dan tujuan yang dimiliki. Perbedaannya, individu boleh memilih karakter yang ada untuk membuat sebuah cerita berdasarkan situasi yang ada.
5. Figure Drawing: Mungkin sebagian dari kita pernah melakukan tes ini. Dalam tes ini, kemampuan menggambar bukanlah faktor utama. Salah satu bentuk tesnya adalah Draw-A-Person (DAP), dimana individu diminta untuk menggambar seorang lelaki dan perempuan menggunakan pensil dan kertas.
6. Incomplete Sentence Test:
Dalam metode proyektif ini, terdiri dari sejumlah kalimat tidak lengkap yang disajikan untuk dilengkapi. Biasanya bukan merupakan tes standar dan tidak diperlakukan secara kuantitatif. Penting sebagai bahan pertimbangan dalam situasiklinis yang memiliki asumsi bahwa respon individu terhadap stimulus yang ambigu merupakan proyeksi dari hal-hal yang ada dalam ketidaksadaran. Respon yang diberikan subjek dapat memberikan gambaran area konflik, termasuk juga kelebihan dan kekurangan dari kepribadian subjek.
7. Competency Screening Test:
Diberikan kepada individu yang menjadi terdakwa untuk mempelajari interscorer kehandalan dan validitas prediktif tentang status mental atau inteligensi individu terkait dengan kasus individu yang sedang terjadi. Tes juga secara signifikan membedakan antara individu yang dikategorikan oleh praktisi sebagai tidak berkompetensi secara mental dan yang dikategorikan sebagai kompeten dalam sidng kasus yang dijalani.
8. Rorschach Test
The Rorschach test juga dikenal sebagai tes inkblot Rorschach atau sekadar tes Inkblot adalah sebuah tes psikologi di mana subjek mempersepsi sebuah bentuk gambar tinta yang dicatat dan kemudian dianalisis dengan menggunakan interpretasi psikologis. Beberapa psikolog menggunakan tes ini untuk memeriksa kepribadian seseorang baik karakteristik maupun fungsi emosional. Telah digunakan untuk mendeteksi gangguan pikiran yang mendasari individu, terutama dalam kasus-kasus di mana pasien tidak mau untuk menggambarkan proses berpikir mereka secara terbuka. Tes ini mengambil namadari penciptanya yaitu psikolog dari Swiss, Hermann Rorschach.
Tekhnik-tekhnik dalam tes proyeksi:
1. Teknik-teknik Noda Tinta
2. Teknik-teknik Gambar (Pictorial)
3. Teknik-teknik Verbal
4. Teknik-teknik Kinerja
Sumber:
· Anastasi, A, Urbina, U. (2007). Tes Psikologi (Edisi Ketujuh). Indonesia: PT Indeks.
· Materi mata kuliah Psikologi Kepribadian.
Opmerkings
Plaas 'n opmerking