Tes Individual
Teknik Melakukan Tes individu
1.
Tes Bakat Definisi Bakat
Menurut M. Ngalim Purwanto dalam bukunya Psikologi
Pendidikan disebutkan bahwa kata bakat lebih dekat pengertiannya dengan kata
aptitude yang berarti kecakapan pembawaan, yaitu yang mengenai
kesanggupan-kesanggupan (potensi-potensi) tertentu.
Dimensi-dimensi Bakat
Dimensi-dimensi bakat (Guilford), yaitu:
- Dimensi Perseptual: kemampuan dalam melakukan persepsi/ kepekaan panca indera yang berhubungan dengan kepekaan penglihatan, pendengaran, kinestesi.
- Dimensi Psikomotor, meliputi 6 faktor: kekuatan, impuls, kecepatan gerak/ ketepatan, ketelitian (dinamis maupun statis), koordinasi dan keluwesan/ fleksibilitas.
- Dimensi Intelektual, meliputi faktor ingatan & faktor berpikir {kognisi, produksi (divergen & kovergen), & evaluasi}.
Dimensi-dimensi
Bakat (Thurstone), yaitu:
- Verbal (V): pemahaman akan hubungan kata, kosa kata, & penguasaan komunikasi lisan.
- Number (N): kecermatan & keceptan dalam penggunaa fungsi-fungsi hitung dasar.
- Spatial (S): kemampuan mengenali berbagai hubungan dalam bentuk visual.
- Word Fluency (W): kemampuan mencermati dengan cepat kata-kata tertentu.
- Memory (M): kemampuan mengingat gambar, pesan, angka, kata-kata, & bentuk pola-pola.
- Reasoning (R): kemampuan mengambil kesimpulan.
Tujuan Mengetahui
Bakat
- Diagnosis --> dengan mengetahui bakat yang dimiliki seseorang maka akan dipahami potensi yang ada pada seseorang.
- Prediksi --> untuk memprediksi kesuksesan atau kegagalan seseorang dalam bidang tertentu di masa yang akan datang.
Keterbatasan Tes Bakat
Adapun keterbatasan
dari tes bakat diantaranya adalah:
- Tes bakat hanya mengukur sampel perilaku yg ditunjukkan oleh sampel butir tes.
- Standarisasi tes tergantung pada keadaan sampel standarisasi. Dengan demikian perkembangan budaya & kemajuan teknologi akan mempengaruhi validitas tes.
- Reliabilitas tes jarang mempunyai koefisien reliabilitas sama dengan satu, berarti testing lebih dari satu kali pada satu individu yang sama tidak akan menunjukkan hasil yang sama persis.
- Dengan pengukuran bakat bukan berarti telah memahami kondisi psikologis seseorang secara komprehensif.
Macam-macam Tes
Bakat
(1) Kelompok
Baterai Tes.
- Tes DAT.
- Tes FACT.
- Tes GATB.
(2) Kelompok Single
Tes.
- Tes Sensory.
- Tes Artistik.
- Tes Clerical.
- Tes Kreativitas.
- Tes Kraeplin/ Pauli.
Macam-macam Tes Inteligensi
1. Tes Stanford Binet
Tes ini diterbitkan
di Prancis pada tahun 1905, 1908, dan 1911. Revisi pertama tes ini dipersiapkan
oleh Terman (1916) di Stanford University. Pada revisi pertama ini
memperkenalkan begitu banyak perubahan dan tambahan seperti, lebih dari
sepertiga soal-soal baru, dan sejumlah soal lama direvisi, dialokasikan ulang
pada berbagai tingkat usia yang berbeda. Revisi kedua, 1937, terdiri dari dua
bentuk yang ekuivalen, L dan M (Terman & Merrill, 1937). Revisi ketiga,
1960, menggabungkan L dan M menjadi bentuk L-M. Pada tahun 1972, di
restandardisasi atas bentuk L-M. Kemudian pada revisi keempat, disusun dengan
baik, revisi ini mencerminkan perkembangan yang bersifat menghalangi dalam
konseptualisasi teoritis fungsi-fungsi intelektual dan metodologi penyusunan
tes.
2. Tes Wechsler
Tes ini
mengembangkan inteligensi untuk anak-anak prasekolah, anak-anak usia sekolah,
dan orang dewasa. Skala pertama Wechsler ini dikenal sebagai Wechsler-Belleuve
Intelligence Scale, yang terbit pada tahun 1939. Sasaran utama skala ini adalah
menyediakan suatu tes inteligensi yang sesuai untuk orang-orang dewasa. Lalu
David Wechsler mengembangkan lagi skalanya menjadi tiga versi yakni, Wechsler
Adult Intelligence Scale-Revised (WAIS-R, 1981) ➡ rentang umur 16-74
tahun, Wechsler Intelligence Scale for Children-Third Edition (WISC-III, 1991) ➡ rentang umur 6-16 tahun, Wechsler Preschool and Primary Scale of
Intelligence-Revised (WPPSI-R, 1989) ➡ rentang umur 3-7 tahun 3 bulan.
WAIS-R, WISC-III, dan WPPSI-R memiliki banyak kesamaan, dan kesamaan itu adalah
dasar tes-tes ke dalam Skala Verbal dan Kinerja, yang masing-masing terdiri
dari minimum lima subtes serta menghasilkan IQ simpangan yang terpisah.
3. Tes Kaufman
Skala Kaufman
adalah instrumen klinis yang diselenggarakan secara individu. Ada tiga Skala
Kaufman yakni:
A. Kaufman Assessment Battery for
Children (K-ABC)
Sejalan dengan
orientasi umum psikologi kognitif, fokusnya adalah pengolahan informasi.
Kumpulan tesnya mencakup Skala Prestasi, yang terdiri dari enam subtes. Menilai
kemampuan dalam membaca, aritmatika, pengetahuan kata, dan informasi
umum.
B. Kaufman Adolescent and Adult
Intelligence Test (KAIT)
Dirancang sebagai
pengukuran inteligensi untuk usia 11 hingga 85 tahun atau lebih tua. Tes ini
menampilkan upaya untuk mengintegrasikan teori tentang inteligensi cari dan
kristal yang diartikulasikan oleh Horn dan Catell (1966). Kumpulan tes ini
tersusun dari Skala yang Dikristalisasikan, yang mengukur konsep-konsep yang
didapat dari proses sekolah dan akulturasi, dan sebuah Skala Cairan, yang
mengukur kemampuan untuk menyelesaikan problem-problem baru.
C. Kaufman Brief Intelligence Test
(K-BIT)
Dirancang swbagai
instrumen penyaringan yang cepat untuk memperkirakan tingkat fungsi
intelektual. Rentang usia 4 sampai 90 tahun. K-BIT terdiri dari satu subtes
verbal yang terdiri dari 45 soal Kosakata Ekspresif dan 37 Definisi, dan satu
subtes nonverbal yang terdiri 48 Matriks. Panjangnya subtes K-BIT menghasilkan
koefisien reliabilitas lebih tinggi daripada koefisien reliabilitas yang
dihasilkan oleh skala lain yang bentuknya pendek.
Sumber :
- Anastasi, A & Urbina, S. (2007). Tes Psikologi, Edisi ke Tujuh (Terjemahan) Jakarta: PT Indeks.
- Eysenck, M. W. (2002). Simply psychology 2nd edition. Taylor & Francis Inc: Psychology Press Ltd.
- Sarwono, Sarlito W. (2009). Pengantar Psikologi Umum. Jarkata: PT RajaGrafindo Persada.
Opmerkings
Plaas 'n opmerking